#9STEPS

Ini adalah tempat untuk belajar melangkah. Menurutku, setidaknya ada sembilan langkah sebelum menyerah. Dan setiap langkah ada yang menuntun. Ada dzat yang maha mengetahui, dan diriNya tak akan menuntun ke jalan yang salah. Bukankah Dia sudah berjanji?

Mengapa kau tak sabar untuk menunggu hingga langkah ke sembilan?

#Archives


#Latest


#keywords


#CONTACT

Silahkan isi form dibawah ini!
Nama:

E-mail:

Pesan:

Atau hubungi saya di:
#fb #twitter #askfm #youtube
Sunday, August 7, 2011 | 2:56 PM
Adakalanya seseorang meyakini kebenaran sebuah argumentasi tanpa memeriksanya terlebih dulu. Beberapa argumentasi terlintas adalah hal yang shahih padahal sebaliknya. Terdapat satu dua atau tiga hal yang mungkin sepele dan tak dipikirkan. Saya contohkan dengan kalimat yang sederhana, "Jika hari ini hujan maka jalanan akan basah. Maka sebaliknya, Jika jalanan basah maka bisa dipastikan hujan". Kalimat kedua adalah sebuah kekeliruan yakni mengiyakan akibat untuk membenarkan sebuah sebab. Padahal faktor jalanan basah bisa saja terjadi karena sebab yang lain, misal truk PDAM lagi kecelakaan dan terguling yang memungkinkan tangki air pecah dan membasahi jalanan. Mas Aristoteles menyebutkan beberapa kekeliruan dalam argumentasi sebagai ''penyangkalan sofistikal''. Kemudian beliau membagi sofistikal menjadi dua bagian yakni penyangkalan terhadap bahasa dan penyangkalan yang bukan berasal dari bahasa.

Kayaknya seru juga jika postingan ini saya gunakan untuk membahas beberapa kerancuan dalam berlogika dan argumentasi. Oiya sekali lagi saya tak bermaksud menggurui, mungkin bisa berguna mungkin juga enggak. Jadi yang mau baca monggo yang gak baca juga ya akurapopo.

Straw Man. Bukan! Straw Man bukan sejenis super hero.
Straw Man bertolak dari kecenderungan seseorang melihat orang lain karena representasi terhadapnya. Biar nggak bingung kira-kira ilustrasinya seperti ini.

Ilustrasi...
Iwan : Mengapa Pemerintah hanya mengubah prioritas kebijakan dari kriminalitas ke pendidikan? padahal isu pendidikan itu penting. Bukannya pendidikan yang rendah adalah awal dari setiap masalah?
Cony : Anda jangan berpikir sesempit itu, Saya heran mengapa Anda menganggap isu kriminalitas tidak penting? Saya rasa masyarakat sekarang kerap resah dengan ulah-ulah para pelaku kejahatan. Kejahatan hampir terjadi dimana-mana, bahkan Masjid sekalipun. Hukum sudah tak ditaati lagi.

Ilustrasi diatas menunjukkan bahwa si Cony merepresentasikan bahwa si Iwan menganggap bahwa kriminalitas tidak penting. Padahal jika diteliti lebih lanjut, ternyata si Iwan tidak memberi pesan bahwa kriminalitas itu tidak penting. Iwan hanya mengeluh tentang perubahan prioritas kebijakan pemerintah baru-baru ini tentang kriminalitas ke pendidikan. Coba perhatikan lagi, Argumentasi dari Cony memang relevan secara internal artinya premis yang dia berikan sesuai dengan kesimpulan yang dia ambil. Namun, argumen si Cony tidak Relevan dengan keseluruhan konteks kalimat yang dilafalkan oleh Iwan. Iwan tak pernah menganggap isu kriminalitas itu tak penting, melainkan dia hanya gundah tentang perubahan kebijakan saja. Sedangkan Cony menanggapinya terlalu jauh. hehe

Ilustrasi...
Ibu : Eh, kamu jangan pacaran dulu. Kamu masih terlalu muda untuk hal yang kayak gitu. Apalagi abis ini kamu seleksi Perguruan Tinggi.
Dina : Oh jadi Ibu menginginkan aku untuk terus tetap diam saja hingga Ibu menemukan calon menantu yang pas buat anaknya yang cantik ini.

Ilustrasi diatas menunjukkan bahwa Dina menganggap Ibunya menginginkan dia diam tak harus mencari calon pendamping. Padahal Ibu tak berpikir demikian, dia hanya khawatir saja terhadap anaknya.

Ilustrasi lagi...
Iwan : Saya tidak sepakat tentang kekerasan yang mengatasnamakan Agama meskipun untuk mengingatkan kaum Ahmadiyah sekalipun. Bagaimanapun Agama adalah petunjuk untuk jalan kebaikan. Bagi saya amar ma'ruf bil ma'ruf yakni mengajak kebaikan dengan kebaikan bukan dengan paksaan terlebih kekerasan.
Cony : Jadi Anda berpikir Ahmadiyah itu bukan aliran sesat? Anda ini tak ngerti Agama tapi bicara soal Agama.

Mungkin sebagian orang yang dungu mendengar argumentasi Cony akan mengangguk. Apalagi Cony adalah lulusan sarjana Agama dan dipanggil Ustad. hehehehe

Ilustrasi terakhir kayaknya paling gampang dipahami deh. Jadi ada minimal dua hal yang perlu diperhatikan apakah argumentasi kamu tergolong straw man apa tidak. Dua hal ini yakni,
a. Apakah posisi lawan bicaramu tidak kamu representasikan sebagai mana mestinya?
b. Apakah representasi tersebut kamu gunakan untuk melawan argumentasi dari lawan bicaramu? jika iya, yaaaaaaaaaa gak tau deh :)

Labels: ,


0 KOMENTAR:

Post a Comment